Hati-hati Pria Pembawa Virus Kanker Serviks
Kanker serviks atau kanker leher rahim memang hanya beresiko terjangkit pada perempuan. Namun tahukah Anda bahwa sesungguhnya para pria berperan aktif dalam menularkan virus HPV (Human Papillomavirus) penyebab kanker serviks tersebut?
Spesialis obsetri dan ginekologi FKUI/ RSCM, Dr. Laila Nuranna, dr.SpOG (K) mengatakan virus HPV memang bisa menempel pada siapa saja, baik pria maupun wanita. Bedanya, bila pada pria yang terpapar virus ini tidak akan terjadi gejala.
Meskipun ada, serangan HPV pada pria tidak seganas pada perempuan. Penyakit yang paling banyak diidap pria akibat HPV adalah kutil kelamin (genital warts) yang berbentuk jengger ayam. Inipun hanya sekitar 1 persen berdasarkan penelitian di Amerika Serikat.
Namun, bila pria tersebut melakukan kontak kelamin dengan seorang perempuan atau lebih, maka perempuan tersebut sangat beresiko terkena kanker serviks.
Lebih jauh, HPV sebagai penyebab kanker serviks juga diketahui bertanggung jawab atas kasus penyakit genital lainnya seperti kutil kelamin dan pra-kanker vulva. Situasi ini menunjukkan bahwa tidak hanya perempuan yang berada dalam resiko tinggi menderita infeksi HPV, tetapi juga kaum pria.
Selain itu, perempuan yang mungkin menderita kanker serviks adalah mereka yang memiliki beberapa faktor resiko seperti :
1. Menikah di usia sangat muda
2. Melahirkan banyak anak
3. Mengadopsi gaya hidup/ lifestyle beresiko, seperti merokok, mengkonsumsi alkohol dan sebagainya
4. Berganti-ganti pasangan
5. pemakaian pembalut yang tidak berkualitas, dikarenakan bahan baku yang dipakai adalah bahan daur ulang.
Selain itu, perempuan yang mungkin menderita kanker serviks adalah mereka yang memiliki beberapa faktor resiko seperti :
1. Menikah di usia sangat muda
2. Melahirkan banyak anak
3. Mengadopsi gaya hidup/ lifestyle beresiko, seperti merokok, mengkonsumsi alkohol dan sebagainya
4. Berganti-ganti pasangan
5. pemakaian pembalut yang tidak berkualitas, dikarenakan bahan baku yang dipakai adalah bahan daur ulang.
Kanker serviks merupakan penyebab kematian tertinggi yang terjadi pada kelompok perempuan di negara berkembang, termasuk Indonesia. Menurut data Globocan 2002, kanker serviks menempati urutan teratas yaitu sebanyak 233.776 kasus per-tahun terjadi negara berkembang atau sekitar 13,5% dari seluruh porsi prevalensi kanker, dibandingkan dengan negara maju yang ‘hanya’ mencatat sekitar 39.512 kasus per-tahun (atau sekitar 3,3%) dan berada di urutan ke-7 dari seluruh daftar kasus penyakit kanker.
Untungnya, kanker serviks merupakan kanker yang diketahui penyebabnya dan sudah ada vaksin untuk menanggulanginya. Namun, upaya pencegahan pastinya jauh lebih penting ketimbang pengobatan. Ada beberapa pencegahan yang bisa dilakukan agar terhindar dari virus mematikan itu.
Pencegahan primer, dengan mencegah agar virus HPV tersebut tidak menempel pada tubuh. Namun bila sudah terpapar, bisa ditolak oleh tubuh. Pencegahan sekunder, lakukan skrining sejak dini melalui papsmear atau IVA (inspeksi visual asam asetat).
Sementara itu Profesor Efren J. Domingo MD Ph.D, pakar kanker serviks dari Filipina mengungkapkan pria bisa membawa virus HPV dan menularkannya. Untuk mencegah penyebarluasan virus, pencegahan pada tahap primer sangat penting dilakukan di antaranya edukasi dan abstinence, monogami serta menggunakan kontrasepsi. Pencegahan lewat vaksinasi menjadikan program penyebaran virus HPV makin efektif.
Prof. Domingo merekomendasikan agar vaksin terhadap pria maupun wanita dilakukan sebelum memasuki usia aktif secara seksual. Di usia 9-10 hingga remaja disarankan agar melakukan vaksinasi. Vaksinasi terhadap pria membuat program pencegahan lebih efektif, ujarnya.
Menurutnya, berdasarkan penelitian di Filipina, 20 persen remaja berusia 15 tahun di Filipina mulai aktif secara seksual. Hal ini tentu saja membuat risiko remaja terkena kanker semakin tinggi.
Sedangkan bagi wanita maupun pria yang telah memasuki masa aktif seksual yang ingin melakukan vaksinasi HPV sebaiknya melakukan pemeriksaan apakah dalam tubuhnya menyimpan virus atau tidak. Setelah skrining dan hasilnya negatif, pemberian vaksin akan memberi manfaat, katanya.
(sumber : perempuan.com)
Sementara itu Profesor Efren J. Domingo MD Ph.D, pakar kanker serviks dari Filipina mengungkapkan pria bisa membawa virus HPV dan menularkannya. Untuk mencegah penyebarluasan virus, pencegahan pada tahap primer sangat penting dilakukan di antaranya edukasi dan abstinence, monogami serta menggunakan kontrasepsi. Pencegahan lewat vaksinasi menjadikan program penyebaran virus HPV makin efektif.
Prof. Domingo merekomendasikan agar vaksin terhadap pria maupun wanita dilakukan sebelum memasuki usia aktif secara seksual. Di usia 9-10 hingga remaja disarankan agar melakukan vaksinasi. Vaksinasi terhadap pria membuat program pencegahan lebih efektif, ujarnya.
Menurutnya, berdasarkan penelitian di Filipina, 20 persen remaja berusia 15 tahun di Filipina mulai aktif secara seksual. Hal ini tentu saja membuat risiko remaja terkena kanker semakin tinggi.
Sedangkan bagi wanita maupun pria yang telah memasuki masa aktif seksual yang ingin melakukan vaksinasi HPV sebaiknya melakukan pemeriksaan apakah dalam tubuhnya menyimpan virus atau tidak. Setelah skrining dan hasilnya negatif, pemberian vaksin akan memberi manfaat, katanya.
(sumber : perempuan.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar